Langsung ke konten utama

Tentang Bola, Lembaga, dan Indonesia

Tentu bukan suatu kabar yang mengagetkan bagi penikmat bola di negara ini jika dunia sepak bola sedang kacau-kacaunya disini. Sebuah negara yang bahkan skuadnya bukan yang terbaik di dunia, sebuah negara yang bahkan saat ini berada di peringkat 170an dunia, sebuah negara yang selalu memiliki mimpi dan harapan bagi Timnasnya.
Kekacauan itu melibatkan 2 lembaga yang menaungi sepak bola di Indonesia, PSSI dan KPSI. PSSI tentu saja kita kenal kiprahnya di negeri ini. Suatu lembaga yang dihujat-hujat pada beberapa tahun terakhir karena banyak masalah intern dan manajemen yang mengecewakan masyarakat. Akhirnya muncullah KPSI, siapa dia? Sebuah lembaga yang bernama Komunitas Penyelamat Sepak Bola Indonesia. Lembaga ini..tidak saya lebih suka menyebutnya organisasi. Organisasi ini muncul sebagai respon atas ketidakpuasan pengelolaan sepak bola Indonesia selama ini oleh PSSI. Sebuah langkah yang bagus untuk melakukan kritik. Namun rupanya organisasi ini tidak saja memberikan teror dan kritik bagi PSSI, seperti kesetanan.. organisasi ini ingin mengkudeta PSSI. Mengganti isinya dengan mereka dan menjalankan segalanya seperti yang mereka titahkan. KPSI merasa segala sesuatu yang mereka lakukan lebih baik dari PSSI karena mereka meminang pelatih yang tenar namanya dikala AFF kemarin. KPSI mulai menjadi ancaman serius bagi PSSI dan bagi Indonesia. Awalnya KPSI membuat liga tandingan dan kabar terakhir yang saya baca, KPSI membentuk suatu Tim Nasional versi KPSI. Jadi saat ini Indonesia memiliki 2 Tim Nasional. Luar biasa bukan..
Sebenarnya federasi sepak bola Asia (AFC) telah mengupayakan perdamaian di antara keduanya, namun tidak berjalan apik setelah nota kesepahaman disepakati. Mengingatkan saya pada perjanjian-perjanjian saat penjajahan, yang pada intinya selalu diingkari. Sayangnya ini pengingkaran ini dilakukan oleh saudara sendiri.
Pemain menjadi komoditas utama yang diperebutkan antar Timnas. Jika pemain tersebut bermain pada Liga besutan KPSI maka tak peduli panggilan datang dari negara, klub bisa saja melarang pemainnya untuk bergabung. Klub seakan lebih superior dari negara, pemerintahan macam apa ini ketika komunitas berada di atas negara. Itulah yang terjadi.
Beberapa pemain mendapat panggilan untuk membela Timnas di ajang Piala AFF 2012, namun karena terbentur ijin dari klub mereka tidak dapat bergabung. Saya membaca salah satu akun twitter pemain tersebut. Jelas-jelas dia menuliskan ingin bermain untuk Indonesia dan itu bukan karena masalah uang. Saya sedih..melihat ini semua rasanya saya ingin menangis..cengeng memang tapi sudahlah. Bayangkan..setiap orang di Indonesia pasti ingin membela negaranya dalam ajang apapun itu. Ketika kesempatan itu ada namun tak bisa melakukannya hanya karena kepentingan-kepentingan politik bangsat yang bahkan keuntungannya tidak pernah dirasakan pemain dan pecandu sepak bola. Hanya kaum-kaum berduit yang menjadikan sepak bola ini bisnis. Ini bukan bisnis bung..ini negara kamu sendiri kenapa harus kau bisniskan..ini saudara-saudaramu sendiri kenapa kamu korbankan..
Kau bilang ini adalah organisasi penyelamat bagi sepak bola Indonesia, namun nyatanya apa? hanya memperkeruh suasana. Tak bisakah kau melihat berapa banyak orang yang menggantungkan angan, cita, mimpi, dan kebanggan akan Garuda dan Indonesia pada sosok-sosok muda skuad Tim Nasional Indonesia? Berapa orang yang rela berdesakan membeli tiket seharga murah hanya untuk berdiri, melihat, berteriak dan menepuk dada tanda bangga melihat perjuangan tanpa menyerah skuad Garuda itu. Mereka tak peduli akan apapun..membawa anaknya..memakaikannya kostum Timnas di hari itu..untuk apa..untuk mengajarkan kebanggaan pada mereka untuk menjadi Indonesia..Untuk mengajarkan pada mereka bagaimana pantang menyerah itu, mengajarkan pada mereka untuk melihat betapa bangganya berdiri dan berteriak di tribun penonton dan merasa berarti dalam setiap kemenangan.
Saya pernah menulis blog ini dengan judul 'Nasionalisme Kami, Nasionalisme Bola' pada tahun 2010..tapi lihat sekarang hanya 2 tahun berlalu..persatuan itu porak-poranda. Padahal saya selalu merasa luar biasa ketika berdiri di tribun dengan mengenakan kaos berwarna merah dan bergambar garuda di dada. Tapi kini lihatlah..bahkan Timnas kalian akan diadu..senangkah kalian? Para pemain timnas bukan ayam aduan untuk Judi..siapa yang menang dia yang hebat.. Tidakk!! mereka bukan alat untuk menunjukkan eksistensi kalian..Sudah cukup ini semua..apapun..kami mau hanya Indonesia..Indonesia saja tidak ada embel-embel Timnas Indonesia versi A atau versi B.. Karena kami adalah masyarakat Indonesia tanpa versi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Completely Sad

Ya…judul ini benar-benar merepresentasikan perasaan saya saat ini. Bagaimana tidak? Setelah beberapa bulan terkahir ini saya berdiam diri dan menyaksikan carut-marut kehidupan social-politik di Jakarta kali ini saya tak tahan. Bukankah menulis adalah salah satu bentuk terapi…saya benar-benar butuh sarana untuk menyalurkannya. Katakanlah saya tidak punya hak untuk masalah dukung siapa di pilkada DKI toh KTP saya juga masih Jawa Timur. Tapi ini bukan tentang pilkada..ini bukan tentang politik..ataupun tentang mantan gubernur dan gubernur baru yang terpilih. Ini tentang kehidupan social, bernegara dan cara berpikir. Picture Source: Google.com Setelah beberapa peristiwa sedih yang saya alami maka kejadian ini menggenapkan kesedihan itu. Baiklah saya mulai saja..pada tanggal 12 Mei 2016 saya berangkat ke daerah Jakarta. Saya tinggal di daerah Depok, sehingga menuju Jakarta saya kerap memilih naik commuter line karena lebih cepat dan murah. Pagi ...

Tentang Perempuan

Sebuah perjalanan saya akhirnya membawa saya pada sebuah pertanyaan dan rasa ingin tahu yang luar biasa. Sebenarnya perjalanannya biasa saja, perjalanan dengan tujuan menghadiri hari bahagia seorang teman dan bagian dari keluarga baru saya. Sebuah pernikahan memang selalu terlihat membahagiakan bagi semua pihak, segala doa pun di panjatkan untuk kedua mempelai. Hingga akhirnya wejangan dan nasihat para orang tua pun diucapkan. Satu wejangan dari ustadz setempat itulah yang akhirnya membuat saya bertanya dan akhirnya mencari. Beliau mengutip sebuah hadist dari Abu Hurairah yang berbunyi: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu kecantikannya, hartanya, keturunannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung" Hadist ini juga ada di dalam hadist riwayat Imam Bukhari no. 5090 dan hadist riwayat Muslim no. 1466. Ini adalah hasil penelusuran saya pribadi atas dasar ucapan ustadz tersebut. Karena saya tidak mau terjebak ...

Perjalanan Waisak 2013

Perjalanan ini berawal dari seorang teman yang tiba-tiba meminta kami mengirimkan nama dan nomer KTP kepadanya. Rupanya dia mendaftarkan kami pada suatu trip Waisak On Borobudur. Akhirnya kami bertiga pun berangkat pada tanggal 24 Mei 2013. Awalnya saya pikir pasti perjalanan ini seru sekali, sebab seringkali kita dengar cerita orang-orang dan para blogger yang bercerita tentang pelaksanaan waisak ini. Prosesi awal dimulai dari candi mendut yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi di candi borobudur dan akan ditutup dengan menerbangkan lampion-lampion ke angkasa pada malam hari. Saya pikir pasti akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Singkatnya saya dan beberapa teman tidak dapat mengikuti rangkaian acara di candi mendut sehingga kami pun menyusul langsung ke candi borobudur. Disana memang keadaan sangat padat di luar pintu masuk sehingga semua orang berhimpit-himpitan layaknya menonton konser. Saat mengantri itu saya melihat berbagai macam orang dari berbagai negara. Ini m...