Langsung ke konten utama

Completely Sad

Ya…judul ini benar-benar merepresentasikan perasaan saya saat ini. Bagaimana tidak? Setelah beberapa bulan terkahir ini saya berdiam diri dan menyaksikan carut-marut kehidupan social-politik di Jakarta kali ini saya tak tahan. Bukankah menulis adalah salah satu bentuk terapi…saya benar-benar butuh sarana untuk menyalurkannya.

Katakanlah saya tidak punya hak untuk masalah dukung siapa di pilkada DKI toh KTP saya juga masih Jawa Timur. Tapi ini bukan tentang pilkada..ini bukan tentang politik..ataupun tentang mantan gubernur dan gubernur baru yang terpilih. Ini tentang kehidupan social, bernegara dan cara berpikir.


Picture Source: Google.com
Setelah beberapa peristiwa sedih yang saya alami maka kejadian ini menggenapkan kesedihan itu. Baiklah saya mulai saja..pada tanggal 12 Mei 2016 saya berangkat ke daerah Jakarta. Saya tinggal di daerah Depok, sehingga menuju Jakarta saya kerap memilih naik commuter line karena lebih cepat dan murah. Pagi ini saya naik di gerbong khusus perempuan..karena sedang sepi saya mendapatkan tempat duduk di samping dua ibu-ibu yang sedang mengobrol. Sayup-sayup saya mendengar percakapan mereka terkait masalah isu yang sedang naik daun. Saya pun mematikan music dari handphone saya tanpa melepas headset yang saya kenakan (nguping sih ya..). Kira-kira begini percakapannya:
Ibu 1: Akhirnya 2 tahun juga 
Ibu 2: Iya kesian juga 
Ibu 1: Ihh..biarin aja..lagian sih mulutnya nggak dijaga
Ibu 2: Iyaa..sebagai umat islam liatnya emang dia salah sudah ngomong gt..orang belajar islam aja kagak udah ngomongin al maidah..tapi sebagai gubernur emang bagus sih kerjaannya
Ibu 1: Eh..ya..orang agama kagak becus pake sok ngomong begitu. Sekarang kapoklah dia itu kan..tuh yang di Kalimantan juga kan dilarang tuh pengajian ama gubernurnye..belum tau aja die bisa turun die..kagak jadi gubernur lagi..nih kayak ahokk
Ibu 2: ohh iya dibubarin? 
Ibu 1: iyee..kemaren itu dah ramee banget tuh..ihh tapi orang ye emang yang kemaren itu..ayat tentang babi haram aja cuma seayat diyakinin..nah ini ada 7 ayat pemimpin kafir ehh malah kagak percaya..
Ibu 2: Eh kafir yee..itu si megawati islam kan..
Ibu 1: tauk dah..islam apa komunis dah itu..itu tuh..partainya banyak komunisnyaa..jadi begitu tuh..
Ibu 2: Komunis itu agamanya apaa?
Ibu 1: Komunis itu gak punya agama..gak punya tuhan..
Ibu 2: Kafir..
Ibu 1: Kafir itu yahudi noh kafir
Ibu 2: etapi kalo begini mah bisa perang nih..
Ibu 1: Biar ajee perangg..biar kapok itu cina-cina komunis..biar kayak 98 lagi..mampus tuh kapok dah tu para komunis..emang sejak banyak cina-cina komunis itu dimari..jadi kagak bener dah..Masa jenderal ditunjuk-tunjuk ama dia.(sy tak bermaksud menyinggung kelompok manapun, saya hanya menyalin apa yang ibu itu ucapkan saja..mohon maaf) 
Ibu 2: Wah..parah kalo kaya gitu mah (lalu kemudian ibu 2 pun berusaha mengalihkan pembacaraan ke masalah kantor)
Bayangkan di posisi saya…sedihh banget kan. Saya pun orang islam tapi saya yakin bahwa semua agama selalu berusaha membawa kedamaian. Bagaimana ibu itu mendukung tragedy 98 dan juga mengkaitkan ini semua dengan komunis, cina, dan kafir. Bayangkan darimana orang-orang ini mendapatkan semua informasi itu?? Tragedi 98 bukan lelucon..itu nyawa taruhannya..siapa yang tak sedih. 

Ketika banyak orang yang bebas berbicara apa saja di media social dengan embel-embel bela islam saya pun miris. Apakah yang dikatakan dan tindakan yang dilakukan melambangkan islam. Saya kira tidak semuanya begitu. Kedua ibu2 tadi berhijab..saya tidak akan mengeneralisasi..tapi bisa dilihat sendiri bagaimana Ibu 2 merespon dengan lebih tenang dan sabar. Walaupun saya juga yakin bahwa cukup banyak juga yang menunjukkan perilaku seperti Ibu 1 di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Belum lagi ketika kemarin malam saya terima 2 gambar yang dikirim oleh sahabat saya bahwa akan ada aksi bela islam di Pontianak pada tanggal 20 dan gambar satunya adalah gambar himbauan masyarakat dayak yang menolak kelompok radikal. Harus sampai kapan isu ini terus digulirkan? Mau sampai kapan memupuk intoleransi? 

Mungkin karena pemahaman islam saya yang tak baik jadi saya tak pernah paham bagaimana teman-teman saya begitu paham tentang al quran. Mungkin karena saya membaca al quran jika ingin saja..mungkin saja..tetapi yang saya ingat dari ustadz dan ustadzah saya dulu bahwa masalah agama dan keyakinan itu urusan masing-masing. Bukankah telah dikatakan bahwa Agamamu agamamu..dan agamaku agamaku. Ketika hak satu kaum digunakan untuk menyerang hak kaum lain apakah itu dibenarkan? Tentu saja tidak. Ingatkah bahwa hak kita dibatasi oleh hak orang lain. Pikirkanlah ini.

Seorang pelatih saya yang saya anggap kakak sendiri dan memiliki pemahaman islam yang lebih dari saya. Dia berkata..."coba lihat surat al-an'am 107 & 108" maka saya pun mencarinya dan beginilah terjemahannya:

"but if Allah had willed, they would not have associated. And we have not appointed you over them as a guardian, nor are you a manager over them" (Al-An'am, ayat 107)
Jika terjemahan ini dilihat bahasa indonesianya maka: Jika Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan(Nya). Dan kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukan pemelihara bagi mereka. Menurut tafsir Jalalayn : (Jika Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan(Nya). Dan kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka) sebagai pengawas oleh sebabnya engkau membalas mereka atas amal-amal yang mereka lakukan ( dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka) oleh sebabnya engkau memaksa mereka untuk beriman.

Berdasarkan tafsir tersebut maka memang kita tidak memiliki hak untuk membalas dan memaksakan kehendak untuk menjadikan mereka beriman kepada Allah. Walaupun dikatakan Jalalayn bahwa surat ini turun sebelum diperintahkannya berperang tapi apakah ada ayat allah yang berlaku surut? layaknya peraturan manusia?

Selanjutnya mari kita lihat surat Al An'am ayat 108:

"and do not insult those they invoke other than Allah, lest they insult Allah in enmity without knowledge. Thus We have made pleasing to every community their deeds. Than to their Lord is their return, and He will inform them about what they used to do" ( Al-An'am, ayat 108)

Sedangkan terjemahannya di dalam bahasa indonesia seperti ini: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Ayat ini pun menganjurkan kita untuk tidak memaki, menghina sesembahan lainnya selain Allah. Jadi ketika melihat orang-orang yang berseru di hadapan umatnya menjelekkan agama dan kepercayaan lainnya pun sebenarnya tidak dibenarkan. Tak perlu melihat siapa dia, dimana dan dihadapan siapa dia berseru. Tetap saja itu tidak dibenarkan.

Oh iya, satu lagi..saya ingat betul sebuah kisah yang diceritakan oleh seorang ustadz saya dulu yang bercerita bahwa ada seorang perempuan pelacur yang memberi minum anjing yang hampir mati kehausan. Kemudian Allah mengampuni segala dosa-dosanya. Ternyata setelah saya dewasa..saya mencari kebenaran kisah ini dan ternyata memang benar kisah ini ada dalam Hadits riwayat Bukhari. Sebenarnya saya ingin memperlihatkan bahwa perhitungan manusia dengan Allah tentang surga dan neraka itu berbeda..Lihatlah bagaimana seorang perempuan pelacur yang diharamkan pekerjaannya memberi minum pada anjing yang juga diharamkan air liur dan dagingnya ternyata tetap mendapatkan pengampunan dari Allah. Maka siapakah kita yang hanya manusia biasa ini berhak menentukan segala sesuatunya. Allah punya perhitungannya sendiri yang tidak sedikitpun kita akan paham. Maka yakinlah jika segala tindakan yang dilakukan akan mendapatkan balasannya dari Allah...tidak perlu kau yang membalasnya karena itu bukan tanggungjawabmu. 

Ahh..tapi sudahlah...Orang-orang tetap saja bisa menunjukkan jarinya dan berkata berkata bahwa saya syiah, liberal, komunis, kafir, atau apapun itu julukannya karena memang tak sepaham. Apalah saya yang pengetahuannya masih dangkal, namun satu hal yang saya yakini bahwa Islam yang saya tau membawa kedamaian dan keindahan di dunia dan bukan membawa keburukan. Semoga segalanya akan menjadi lebih baik di kemudian waktu. 



Komentar

  1. hello oshin. ya itulah realitas dinamika yg berkembang akhir-akhir ini. kukira inti persoalannya ada pada toleransi yaitu bagaimana orang membiarkan tiap pemeluk agama mengamalkan ajaran masing-masing dan tidak memaksakan agama kepada orang lain. itu saja sebenarnya. kemudian dihubungkan juga pada dasar bagaimana negara ini dijalankan maka ditemukan bahwa memilih pemimpin berdasarkan ajaran agama itu tidak melanggar konstitusi. kenyataan pun mendukung hal ini dimana orang-orang mempunyai kecenderungan memilih pemimpin yg sealiran dengan mereka. demikian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Heri. Masalahnya memang terminologi kata "toleransi" ini memang berbeda-beda sih menurut aku (dalam konteks keadaan Indonesia saat ini) makanya bisa saja kita melihat mereka sebagai orang yang tidak toleran padahal mereka merasa bahwa mereka sebenarnya memiliki toleransi itu. Masalah memilih pemimpin sebenarnya itu terserah masing-masing saja. Mau memilih pemimpin karena hasil kerjanya silahkan, mau memilih pemimpin karena agamanya silahkan, mau memilih pemimpin karena pengalamannya silahkan, ataupun memilih pemimpin karena kenal dengan pemimpinnya ya silahkan. Tidak ada masalah dengan itu. Satu hal yang memicu masalahnya disini adalah semua orang merasa dasar memilihnya adalah yang paling benar. Selain itu mengulang-ulang atau memposting apapun melalui media sosial yang sebenarnya secara implisit atau eksplisit menyindir dan menghina juga membangun kebencian terhadap pilihan tindakan orang lain tentu saja itu yang salah. Kebencian lebih mudah dibangun ketimbang rasa-rasa lainnya. Makanya toleransi pada segala sesuatu yang tidak sepaham adalah kuncinya.

      Hapus
  2. Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

    Masalah agama dan keyakinan adalah urusan masing2?
    Lantas bagaimana dgn perintah untuk berdakwah dan menjalankan "amar ma'ruf nahi munkar" dlm Islam?
    Sudah benar kah cara2 kita berdakwah seperti yg telah diajarkan oleh Rasulullah?
    Sudah baik dan benar kah pemahaman kita akan ajaran Islam sehingga kita pantas berbagi ilmu agama dgn org2 di sekitar kita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dakwah itu tujuannya untuk menyampaikan pesan agama sebagaimana adanya agar orang menerimanya dengan tulus dan suka cita. karenanya, jikalau orang tidak menerimanya ya sudah mau bagaimana lagi maka dikatakan menjadi urusan masing-masing karena tidak ada pemaksaan dalam beragama.

      Hapus
    2. Halo Rey Fahriza..terima kasih sudah mampir ke blog saya. Menurut saya pribadi namanya berbagi ilmu itu tidak ada salahnya, termasuk ilmu agama. Tentu saja tidak semua ilmu atau penjelasan yang kita dapat harus langsung ditelan bulat-bulat. Buatlah proses untuk mengklarifikasi, melihat pandangan-pandangan lainnya dan juga mencari sumber-sumber lainnya. Hal ini untuk menghindarkan kita dari "kacamata kuda" dan merasa kita yang paling benar. Namanya berbagi ilmu tidak hanya memberi saja kan..tetapi juga menerima oleh karena itu dengan saling memberi dan menerima maka pengetahuan kita lebih luas tentang suatu hal dan kita juga memperluas pengetahuan dan pandangan orang lain.

      Setuju dengan Heri..namun berdakwah menurut saya adalah mengajak orang dalam berbuat kebaikan sekecil apapun itu. Apakah cara-cara dakwah "kita" seperti yang telah diajarkan Rasulullah? Ada dua hal, pertama yang kamu maksud dengan "kita" itu siapa? karena memang kalo melihat bagaimana para pemimpin agama islam di Indonesia saja cara dakwahnya berbeda-beda lalu mana yang kamu katakan sebagai "kita"? Masalah agama memang memang urusan masing-masing jika tidak maka akan menjadi pertanyaan kenapa Allah menurunkan QS. Al Kafirun ayat 1-6. Semoga surat itu bisa meyakinkanmu bahwa agama adalah urusan masing-masing.

      Hapus
    3. Saya gak setuju kalo urusan agama itu dibilang urusan masing2.

      Hapus
    4. Kita juga punya tanggung jawab untuk melakukan amar ma'fur dan nahi munkar.

      Hapus
    5. Baca lagi mbak asbabun nuzul surat alkafirun. Konteksnya gak sesuai dgn yg mbak maksud. Semoga pemahaman agama kita sesuai dgn ajaran nabi yg benar, bkn pemahaman agama yg cuma setengah2 apalagi yg sesat.

      Hapus
    6. iya mas..maafkan saya kalau pengetahuannya masih dangkal. Semoga memang ajaran nabi dapat kita pahami dan terapkan sesuai dengan yang diharapkan agar Islam menjadi rahmatan lil alamin. Bukan justru menjadi dasar pembenar dalam tindakan-tindakan buruk yang dilakukan.

      Hapus
  3. Hai, Kakak Oshin, setuju banget sama pemahaman bahwa perhitungan surga dan neraka hanya Allah yang tahu. Tapi, permasalahan negeri ini sepertinya tidak hanya perihal perhitungan surga dan neraka. Dua ibu itu hanya contoh kecil dari orang-orang yang kurang memahami bagaimana meletakkan masalah dalam sebuah konteks sehingga analisisnya terhadap sebuah masalah sesungguhnya tidak berelasi, tetapi sepertinya berelasi, misalnya kejadian Ahok dan 98.

    Cina, kafir, dan komunis adalah hal yang menjadi ketakutan mayoritas banyak orang karena kesejarahan yang panjang dan stigma terhadap tiga kata tersebut. Jadi, menjadi wajar ketika setiap momok yang dihadapi akan selalu dihubungkan dengan kata itu. Sebagaimana anak kecil yang selalu ditakut2i dengan kalimat, "Nanti ditangkap polisi, loh, kalau kamu nakal," padahal polisi tidak salah apa-apa, tetapi kata polisi akan melekat pada kepala anak kecil sebagai sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang mengancam. Kira-kira begitu mengapa tiga kata itu selalu dikeluarkan untuk menggambarkan kekacauan.

    Tentu saja, hal tersebut juga tidak bisa dibenarkan.

    Seharusnya, kita--jika tidak memungkinkan menggunakan kita, mungkin bisa diganti dengan aku--paham bahwa sesuatu yang diyakini itu selayaknya dibela. Kalau tidak dibela, untuk apa mempertahankan sesuatu yang diyakini tersebut?

    Hanya saja, yang sampai saat ini masih tidak aku pahami adalah kemarahan demi kemarahan yang sudah tidak masuk akal lagi. Membuat sakit kepala, dan lebih baik menghindar daripada harus lelah.

    Tapi, over all, I agree with you! Kutetap cayang kamuh. :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. kaka iaaahhh...aku pikir bukan stigma masalahnya kak tentang ketakutan itu...justru karena sejarah itu mengajarakan bahwa kita mudah sekali diadu domba dengan tiga kata itu. Tiga kata itu menurutku bukan dikeluarkan untuk menggambarkan kekacauan justru dikeluarkan untuk menyulut kekacauan. Itulah yang menjadi ketakutanku sendiri.

      Ahh..aku masih tidak sependapat kenapa mesti dibela dengan memunculkan kemarahan terus-menerus. Aku rasa itulah kenapa agama akhirnya dipahami sebagai keyakinan. Kalo kamu yakin tapi dia nggak yakin apa masih harus dibela..apa masih harus diperjuangkan #ehhh hahahha..itulah kenapa akhirnya tidak pernah sejalan dan berjuang bersama di jalan yang sama karena memang beda keyakinan ya kak..hahahhaa..apa masih mau diperjuangkan keyakiananmu setelah sms itu kak? hahahhahahahhaa

      aku juga tetep sayang kamuhhh kokk..walaupun kamu ama dia beda keyakinan..kita tetep yakin you deserve someone better than him..lohhh...lohhh...hahhahahhaa

      Hapus
    2. Pendapatmu di paragraf kedua itu gak nyambung dan sesat pikir

      Hapus
    3. masnya ini lucu...fitria ini teman dekat saya yang tidak semua ceritanya mas tau..Jangan merasa memahami setiap kata yang saya tulis di dalam komentar itu ya..ada yang sifatnya personal yang anda tak pahami. Saya tidak masalah ditunjuk sesat berpikir atau apapun..terserah manusia mau bilang apa toh tidak masalah. Allah kan menilai tidak berdasarkan orang menunjuk apa pada siapa.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Perempuan

Sebuah perjalanan saya akhirnya membawa saya pada sebuah pertanyaan dan rasa ingin tahu yang luar biasa. Sebenarnya perjalanannya biasa saja, perjalanan dengan tujuan menghadiri hari bahagia seorang teman dan bagian dari keluarga baru saya. Sebuah pernikahan memang selalu terlihat membahagiakan bagi semua pihak, segala doa pun di panjatkan untuk kedua mempelai. Hingga akhirnya wejangan dan nasihat para orang tua pun diucapkan. Satu wejangan dari ustadz setempat itulah yang akhirnya membuat saya bertanya dan akhirnya mencari. Beliau mengutip sebuah hadist dari Abu Hurairah yang berbunyi: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu kecantikannya, hartanya, keturunannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung" Hadist ini juga ada di dalam hadist riwayat Imam Bukhari no. 5090 dan hadist riwayat Muslim no. 1466. Ini adalah hasil penelusuran saya pribadi atas dasar ucapan ustadz tersebut. Karena saya tidak mau terjebak

Perjalanan Waisak 2013

Perjalanan ini berawal dari seorang teman yang tiba-tiba meminta kami mengirimkan nama dan nomer KTP kepadanya. Rupanya dia mendaftarkan kami pada suatu trip Waisak On Borobudur. Akhirnya kami bertiga pun berangkat pada tanggal 24 Mei 2013. Awalnya saya pikir pasti perjalanan ini seru sekali, sebab seringkali kita dengar cerita orang-orang dan para blogger yang bercerita tentang pelaksanaan waisak ini. Prosesi awal dimulai dari candi mendut yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi di candi borobudur dan akan ditutup dengan menerbangkan lampion-lampion ke angkasa pada malam hari. Saya pikir pasti akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Singkatnya saya dan beberapa teman tidak dapat mengikuti rangkaian acara di candi mendut sehingga kami pun menyusul langsung ke candi borobudur. Disana memang keadaan sangat padat di luar pintu masuk sehingga semua orang berhimpit-himpitan layaknya menonton konser. Saat mengantri itu saya melihat berbagai macam orang dari berbagai negara. Ini m