Langsung ke konten utama

Akhirnya Mimpi Anak Perbatasan Itu Semakin Dekat

Tidak ada hal lain yang bisa saya ucapkan selain rasa syukur yang begitu besar. Mimpi-mimpi seorang anak yang hapir saja padam karena masalah keterbatasan dana akhirnya bisa diselamatkan.
Pada tanggal 20 Agustus 2008 akhirnya saya bersama pemilik akun twitter @thepoohlova mendatangi kampus UNTIRTA. Kami disambut dengan sangat baik dan kami dijelaskan bahwa ada peserta bidik misi ada yang mengundurkan diri sehingga tempatnya bisa digantikan oleh Riki. Alhamdulillah.

Namun rupanya pihak universitas menjelaskan bahwa untuk prosedur UMB memang harus daftar ulang dengan membayarkan 3 juta rupiah. Saat itu, masalah pembayaran daftar ulang ini kami dibantu seorang dosen teknik industri UNTIRTA. Seorang ibu yang tidak pernah bertemu namun begitu percaya dan begitu peduli masalah ini. Akhirnya masalah pembayaran ini beres. Setelah itu kami membereskan masalah administrasi yang lainnya hingga selesai dan selama itu kami ditemani salah seorang staff UNTIRTA.

Kemudian setelah semuanya perihal administrasi ini selesai kami mulai bingung untuk masalah tempat tinggal. Akhirnya kami bertemu lagi dengan seorang dosen UNTIRTA yang dulunya pernah menjabat sebagai Humas. Beliau mengenalkan kami dengan beberapa teman yang juga aktif dalam membantu mahasiswa-mahasiswa yang mememiliki keterbatasan finansial. Akhirnya karena Riki ini belum tau akan kuliah di gedung UNTIRTA yang di daerah mana maka selama ospek ini (kurang lebih 1 bulan) akan menginap di rumah sewaan atau basecamp anak2 KAMMI yang kebetulan letaknya dekat dengan kampus pakupatan. UNTIRTA ini memang memiliki gedung perkuliahan di 3 wilayah yang cukup berjauhan letaknya, satu di daerah pakupatan, di daerah cilegon, dan satu lagi didaerah cijawa. Oleh karena itu setelah nanti mendapat kejelasan dimana tempat perkuliahannya nanti teman2 dari KAMMI akan membantu untuk mencarikan tempat tinggal yang dekat dengan kampus. Alhamdulillah

Saya dan teman-teman saya sangat berterima kasih pada semua pihak yang membaca, menyebarkan berita ini, dan menyisihkan sedikit ataupun banyak uangnya untuk membantu Riki. Saat ini saya akan menyampaikan bahwa total sumbangan yang masuk adalah 7.150.000 rupiah. Uang ini seluruhnya akan kami serahkan pada riki untuk pembayaran kosan karna memang mayoritas kosan disana harus dibayar pertahun bukan perbulan. Selain itu kami juga menghitung bahwa dana bidik misi yang turun tiap bulannya adalah 600rb. Maka kami akan mengcover pengeluaran riki untuk kosan dan buku dengan menggunakan uang sumbangan tersebut. Sehingga uang bidik misi bisa digunakan untuk biaya makan sehari-hari. Jika dihitung-hitung memang tidak akan bisa mengcover hingga riki lulus namun untuk satu tahun kedepan akan aman. Selain itu untuk 6 bulan pertama ada seseorang yang akan membantu biaya hidup riki. Untuk tahun-tahun berikutnya saya percaya bahwa ada rejeki lain yang sudah digariskan tuhan untuk Riki.

Sekali lagi kami sangat berterimakasih kepada semua pihak, semua teman, semua orang yang peduli dan membantu kami sampai sejauh ini baik melalui media sosial maupun bertanya langsung pada kami. Kalian membuat saya percaya bahwa di negeri kita ini Indonesia, masih banyak orang-orang baik yang peduli akan pendidikan semua kalangan. Kalian membuat saya percaya bahwa negeri ini suatu saat akan menjadi lebih baik. Sekali lagi terima kasih banyak. Akhirnya anak perbatasan ini bisa merasakan bangku kuliah dan semakin dekat dengan mimpinya menjadi seorang guru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Completely Sad

Ya…judul ini benar-benar merepresentasikan perasaan saya saat ini. Bagaimana tidak? Setelah beberapa bulan terkahir ini saya berdiam diri dan menyaksikan carut-marut kehidupan social-politik di Jakarta kali ini saya tak tahan. Bukankah menulis adalah salah satu bentuk terapi…saya benar-benar butuh sarana untuk menyalurkannya. Katakanlah saya tidak punya hak untuk masalah dukung siapa di pilkada DKI toh KTP saya juga masih Jawa Timur. Tapi ini bukan tentang pilkada..ini bukan tentang politik..ataupun tentang mantan gubernur dan gubernur baru yang terpilih. Ini tentang kehidupan social, bernegara dan cara berpikir. Picture Source: Google.com Setelah beberapa peristiwa sedih yang saya alami maka kejadian ini menggenapkan kesedihan itu. Baiklah saya mulai saja..pada tanggal 12 Mei 2016 saya berangkat ke daerah Jakarta. Saya tinggal di daerah Depok, sehingga menuju Jakarta saya kerap memilih naik commuter line karena lebih cepat dan murah. Pagi

Tentang Perempuan

Sebuah perjalanan saya akhirnya membawa saya pada sebuah pertanyaan dan rasa ingin tahu yang luar biasa. Sebenarnya perjalanannya biasa saja, perjalanan dengan tujuan menghadiri hari bahagia seorang teman dan bagian dari keluarga baru saya. Sebuah pernikahan memang selalu terlihat membahagiakan bagi semua pihak, segala doa pun di panjatkan untuk kedua mempelai. Hingga akhirnya wejangan dan nasihat para orang tua pun diucapkan. Satu wejangan dari ustadz setempat itulah yang akhirnya membuat saya bertanya dan akhirnya mencari. Beliau mengutip sebuah hadist dari Abu Hurairah yang berbunyi: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu kecantikannya, hartanya, keturunannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung" Hadist ini juga ada di dalam hadist riwayat Imam Bukhari no. 5090 dan hadist riwayat Muslim no. 1466. Ini adalah hasil penelusuran saya pribadi atas dasar ucapan ustadz tersebut. Karena saya tidak mau terjebak

Perjalanan Waisak 2013

Perjalanan ini berawal dari seorang teman yang tiba-tiba meminta kami mengirimkan nama dan nomer KTP kepadanya. Rupanya dia mendaftarkan kami pada suatu trip Waisak On Borobudur. Akhirnya kami bertiga pun berangkat pada tanggal 24 Mei 2013. Awalnya saya pikir pasti perjalanan ini seru sekali, sebab seringkali kita dengar cerita orang-orang dan para blogger yang bercerita tentang pelaksanaan waisak ini. Prosesi awal dimulai dari candi mendut yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi di candi borobudur dan akan ditutup dengan menerbangkan lampion-lampion ke angkasa pada malam hari. Saya pikir pasti akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Singkatnya saya dan beberapa teman tidak dapat mengikuti rangkaian acara di candi mendut sehingga kami pun menyusul langsung ke candi borobudur. Disana memang keadaan sangat padat di luar pintu masuk sehingga semua orang berhimpit-himpitan layaknya menonton konser. Saat mengantri itu saya melihat berbagai macam orang dari berbagai negara. Ini m