Langsung ke konten utama

Surat Untuk Mantan

Dear April,

Aku menulis ini untukmu, biar kamu tahu bagaimana sesungguhnya aku.
Lihat apa yang terjadi dengan kita sekarang?
Ujarmu kita akan baik saja, ujarmu kita akan tetap seperti ini.
Inilah yang kukatakan padamu dulu.
Sudah, jangan lebih lagi dari ini. Tetap saja jadi sahabatku.
Tapi kamu meyakinkan aku bahwa tidak akan ada yang berubah.
Tapi ternyata kau lihatkan, sahabatku. Kehilanganmu menjadikanku kehilangan dua orang terbaik dalam hidupku. Menjadikanmu pasanganku artinya aku telah membuang gelar sahabat dari dirimu, dan kehilanganmu artinya aku kehilangan pasanganku dan sahabatku sekaligus.
Itulah alasannya aku tak pernah mau menjadikan sahabatku sebagai pendampingku.
Ketika aku kehilangan, maka aku akan kehilangan keduanya.
Ahh..sudahlah..toh aku tak pernah menyesal bersamamu.

Aku takkan menanyakan kabarmu, karena aku tahu kamu baik saja disana. Ada seseorang yang menjagamu. Aku bahagia untukmu.
Kali ini aku ingin egois, aku ingin memberitahumu bagaimana kabarku.
Biar kamu tahu apa sesungguhnya yang terjadi padaku.
Sejak kita tak lagi bersama..hingga saat ini aku tetap sendiri. Sudah berapa lama? ya kamu benar..ini sudah hampir tahun kelima sejak kita berpisah.
Tahun pertama aku lalui dengan sangat berat. Aku mengikuti banyak organisasi dan menyibukkan diri. Agar tidak sedikitpun aku memikirkanmu.
Kamu tahu.. mungkin memang aku yang menyuruhmu pergi dari hidupku. Karena aku tak mau lagi kamu tersiksa jika bersamaku.
Tapi tahukah kamu, walaupun aku yang memutuskan bukan berarti hati ini tidak sakit. Aku lebih sakit.
Lihatlah bagaimana aku berusaha bangkit, sedikit demi sedikit menyembuhkan sakit dan percayanya hati.
Hingga tahun keempat aku merasa telah terbebas darimu. Aku bangkit.
Tapi tahukah kamu, aku memang bangkit. Aku berdiri, tapi ternyata aku tak melanmgkah kemanapun.
Aku tidak pergi dari kenangan itu, aku tidak pergi dari bayanganmu.
Bukannya tidak ada lelaki lain yang berusaha mendekatiku. Beberapa ada yang mencoba. Tapi apa..tidak ada yang lebih keras mencoba melebihimu sehingga aku tidak bisa menggantikan posisimu.

Bagaimana bisa aku menggantikanmu?
Orang yang telah bertahun-tahun menjadi sahabatku dan akhirnya menjadi pasanganku.
Siapa yang lebih tahu aku selain kamu?
Siapa yang berhasil membuatku butuh dan tergantung akan keberadaanmu. Aku benci ini.
Lihat bagaimana butuhnya aku hanya untuk mendengar suaramu, pendapatmu ketika memutuskan sesuatu.
Aku pikir aku benar tak tahu caranya memilih dan memutus. Hingga suatu hari kau berucap,
"kenapa nanya aku? kan kamu udah tahu jawabannya. Kamu udah tahu mau ngapain kan. Apapun saranku kamu tetap jalanin apa yang kamu mau lakukan kan?"
Itu yang menyadarkanku, bahwa keberadaanmu bukan untuk memutuskan bagaimana aku menjalani hidupku. Bertanya padamu adalah untuk meyakinkanku bahwa selalu ada seseorang yang siap untuk menangkapku ketika jatuh dan apa yang aku lakukan gagal.
Mungkin kamu tidak pintar seperti pemenang olimpiade atau semacamnya, tidak tampan seperti artis-artis korea, dan bukan anak konglomerat yang berlimpahan harta.
Tapi kamu menerimaku apa adanya, selalu bangga dengan siapa aku dan apa yang aku lakukan.
Itu sudah lebih dari cukup.

Bagaimana kamu memperlakukanku sungguh aku tidak bisa lupa.
Ingat tidak waktu aku marah. Aku melarangmu masuk ke dalam rumah dan menyuruhmu pulang. Tapi tak berapa lama kau kembali dna mengetuk pintu. Memberikan ice cream dan berucap " Nih biar adem, udah aku pulang dulu" dan kamu pun pulang.
Bagaimana caranya aku bisa marah padamu?
Coba pikir bagaimana caranya orang lain bisa lebih baik darimu?
Kamu tahu..aku menyayangimu lebih dari yang kamu tahu selama ini.
Aku menyuruhmu pergi dari hidupku karena aku begitu mencintaimu.
Kamu patut bahagia.

Lihatlah sekarang..kamu bahagia bukan? aku tahu..
itu karena aku yang melepaskanmu saat itu. Aku tak sampai hati membuatmu menungguku. Aku tidak tega membuatmu melalui hidupmu disana seorang diri. Lihatlah bedanya..jika tetap bersamaku maka kamu akan semakin terluka. Maka aku lepaskan kau untuk berbahagia.

Kamu tahu apa yang masih menyakitkan buatku?
Sorot matamu yang masih sama ketika memandangku. Masih sama seperti dulu saat kita bersama.
Tapi sudahlah,
Sekarang..setelah surat ini..aku akan menutup segala tentang dirimu. Tidak akan lagi kugunakan bayangmu pada sosok orang lain.
Selama ini memang masih kamu pemenangnya, tapi mulai saat ini biarkan aku yang akan memilih siapa yang akan aku menangkan. Sekarang saatnya aku mencari kebahagiaanku.
Terima kasih telah mengajarkan aku banyak hal. Terima kasih.

PS:
Bulan ini adalah bulanmu. Aku buat surat ini sekaligus untuk hadiah ulang tahunmu. Walaupun kamu tidak akan pernah membacanya, yang penting aku sudah menumpahkannya. Selamat berbahagia.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Completely Sad

Ya…judul ini benar-benar merepresentasikan perasaan saya saat ini. Bagaimana tidak? Setelah beberapa bulan terkahir ini saya berdiam diri dan menyaksikan carut-marut kehidupan social-politik di Jakarta kali ini saya tak tahan. Bukankah menulis adalah salah satu bentuk terapi…saya benar-benar butuh sarana untuk menyalurkannya. Katakanlah saya tidak punya hak untuk masalah dukung siapa di pilkada DKI toh KTP saya juga masih Jawa Timur. Tapi ini bukan tentang pilkada..ini bukan tentang politik..ataupun tentang mantan gubernur dan gubernur baru yang terpilih. Ini tentang kehidupan social, bernegara dan cara berpikir. Picture Source: Google.com Setelah beberapa peristiwa sedih yang saya alami maka kejadian ini menggenapkan kesedihan itu. Baiklah saya mulai saja..pada tanggal 12 Mei 2016 saya berangkat ke daerah Jakarta. Saya tinggal di daerah Depok, sehingga menuju Jakarta saya kerap memilih naik commuter line karena lebih cepat dan murah. Pagi ...

Tentang Perempuan

Sebuah perjalanan saya akhirnya membawa saya pada sebuah pertanyaan dan rasa ingin tahu yang luar biasa. Sebenarnya perjalanannya biasa saja, perjalanan dengan tujuan menghadiri hari bahagia seorang teman dan bagian dari keluarga baru saya. Sebuah pernikahan memang selalu terlihat membahagiakan bagi semua pihak, segala doa pun di panjatkan untuk kedua mempelai. Hingga akhirnya wejangan dan nasihat para orang tua pun diucapkan. Satu wejangan dari ustadz setempat itulah yang akhirnya membuat saya bertanya dan akhirnya mencari. Beliau mengutip sebuah hadist dari Abu Hurairah yang berbunyi: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu kecantikannya, hartanya, keturunannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung" Hadist ini juga ada di dalam hadist riwayat Imam Bukhari no. 5090 dan hadist riwayat Muslim no. 1466. Ini adalah hasil penelusuran saya pribadi atas dasar ucapan ustadz tersebut. Karena saya tidak mau terjebak ...

Perjalanan Waisak 2013

Perjalanan ini berawal dari seorang teman yang tiba-tiba meminta kami mengirimkan nama dan nomer KTP kepadanya. Rupanya dia mendaftarkan kami pada suatu trip Waisak On Borobudur. Akhirnya kami bertiga pun berangkat pada tanggal 24 Mei 2013. Awalnya saya pikir pasti perjalanan ini seru sekali, sebab seringkali kita dengar cerita orang-orang dan para blogger yang bercerita tentang pelaksanaan waisak ini. Prosesi awal dimulai dari candi mendut yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi di candi borobudur dan akan ditutup dengan menerbangkan lampion-lampion ke angkasa pada malam hari. Saya pikir pasti akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Singkatnya saya dan beberapa teman tidak dapat mengikuti rangkaian acara di candi mendut sehingga kami pun menyusul langsung ke candi borobudur. Disana memang keadaan sangat padat di luar pintu masuk sehingga semua orang berhimpit-himpitan layaknya menonton konser. Saat mengantri itu saya melihat berbagai macam orang dari berbagai negara. Ini m...