Langsung ke konten utama

Hidup yang saya pilih

Terlalu lama saya tidak menulis sejak tulisan terakhir itu. Banyak pengalaman cerita yang akhirnya terlewat begitu saja. Bukan karena tidak ingin membagi, tetapi sungguh saya sebenarnya hanya tidak sempat. Tidak sempat lagi membuka halaman ini dan menulis. Rasanya Hidup saya dalam satu tahun terakhir ini berlalu dengan sangat cepat. Bukan karena tidak ada apa-apa tapi karena terlalu banyak yang yang terjadi.

Setelah saya menulis tulisan terakhir saya, saya tidak menyangka bahwa program kami inkubasi perbatasan dapat dilaksanakan dan mendapat hasil yang memuaskan. Bisa dibayangkan bagaimana perjalanan kami dalam mempersiapkan hal tersebut, menjemput mereka di perbatasan. Setelah itu saya disibukkan dengan mencari uang pada suatu penelitian dan kemudian saya berangkat melihat negeri lain bersama 3 orang perempuan keren selama 14 hari. Betapa banyak yang terjadi dalam 5 bulan ini. Saya tidak menjanjikan akan menuliskan semuanya dalam blog ini tapi saya ingin membagi cerita dan pengalaman berharga yang pernah saya dapat selama 5 bulan ini. Satu lagi setelah perjalanan 14 hari itu saya pulang dan disambut dengan sebuah kegiatan luar biasa yang menunggu untuk disukseskan dan tak lupa sebuah naskah yang harus segera dijilid dan dipresentasikan akhir tahun ini. 

Selain itu jjuga ada waktu-waktu yang sengaja saya buang bersama teman dan sahabat-sahabat saya baik di atas kasur kontrakan kami yang kata tetangga rumah rombeng, di pojokan kantin yang hanya milik kami, di atas matras berwarna biru yang masih bau toko, di sebuah apartemen kecil di daerah gading dan di segala tempat dimana kami bisa mengobrol, bercerita dan tertawa. Inilah hidup yang saya pilih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Completely Sad

Ya…judul ini benar-benar merepresentasikan perasaan saya saat ini. Bagaimana tidak? Setelah beberapa bulan terkahir ini saya berdiam diri dan menyaksikan carut-marut kehidupan social-politik di Jakarta kali ini saya tak tahan. Bukankah menulis adalah salah satu bentuk terapi…saya benar-benar butuh sarana untuk menyalurkannya. Katakanlah saya tidak punya hak untuk masalah dukung siapa di pilkada DKI toh KTP saya juga masih Jawa Timur. Tapi ini bukan tentang pilkada..ini bukan tentang politik..ataupun tentang mantan gubernur dan gubernur baru yang terpilih. Ini tentang kehidupan social, bernegara dan cara berpikir. Picture Source: Google.com Setelah beberapa peristiwa sedih yang saya alami maka kejadian ini menggenapkan kesedihan itu. Baiklah saya mulai saja..pada tanggal 12 Mei 2016 saya berangkat ke daerah Jakarta. Saya tinggal di daerah Depok, sehingga menuju Jakarta saya kerap memilih naik commuter line karena lebih cepat dan murah. Pagi ...

Tentang Perempuan

Sebuah perjalanan saya akhirnya membawa saya pada sebuah pertanyaan dan rasa ingin tahu yang luar biasa. Sebenarnya perjalanannya biasa saja, perjalanan dengan tujuan menghadiri hari bahagia seorang teman dan bagian dari keluarga baru saya. Sebuah pernikahan memang selalu terlihat membahagiakan bagi semua pihak, segala doa pun di panjatkan untuk kedua mempelai. Hingga akhirnya wejangan dan nasihat para orang tua pun diucapkan. Satu wejangan dari ustadz setempat itulah yang akhirnya membuat saya bertanya dan akhirnya mencari. Beliau mengutip sebuah hadist dari Abu Hurairah yang berbunyi: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu kecantikannya, hartanya, keturunannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung" Hadist ini juga ada di dalam hadist riwayat Imam Bukhari no. 5090 dan hadist riwayat Muslim no. 1466. Ini adalah hasil penelusuran saya pribadi atas dasar ucapan ustadz tersebut. Karena saya tidak mau terjebak ...

Bom Sarinah: Dari Gagalnya Intelijen Hingga Counter-Terrorism ala Netizen

Welcome 2016!! Rupanya tahun 2016 dibuka dengan suatu kejadian luar biasa di Jakarta. Pada tanggal 14 Januari 2016 terjadi teror bom di Sarinah. Mungkin kalian sudah melihat dan membaca berita mengenai hal tersebut dimana-mana. Bahkan pihak Humas Polda Metro Jaya sudah mengeluarkan kronologi kejadian pada hari tersebut (mungkin bisa dibaca disini ). Sasaran dari teror bom tersebut adalah Starbucks Cafe dan Pos Polisi. Korban meninggal akibat aksi terorisme ini berjumlah 7 orang. Sebelumnya saya akan mengingatkan bahwa tulisan saya agak-agak akademis hahahha. Sebab kali ini saya memutuskan untuk memberikan opini saya sendiri terkait kejadian ini. Kegagalan Badan Intelijen Baiklah.. ini memang menjadi pertanyaan besar ketika suatu aksi terorisme terjadi di suatu negara. Tentu ingat kan bom Paris yang menghebohkan di tahun lalu, pertanyaan yang muncul juga "apakah badan intelijen Paris kecolongan?" menurut saya itu mungkin. Tetapi seorang teman saya mengatakan "Bisa saja...